BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Akulturasi kebudayaan merupakan perpaduan dua
kebudayaan atau lebih yang disebabkan oleh interaksi yang terjadi antara
sekelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tertentu, dengan kelompok
masyarakat lain. Hal
tersebut menyebabkan perubahan pola kebudayaan yang original, namun tidak
menyebabkan hilangnya unsur kedua kebudayaan tersebut.
Manusia juga disebut juga dengan istilah homo humanus, yakni manusia yang
berbudaya. Budaya itu sendiri merupakan produk dari masyarakat. Karena itu, perubahan nilai-nilai agama pada
masyarakat akan berpengarug pula pada perubahan budayanya. Kalangan umat Hindu
di Bali dapat hidup secara damai dan saling menghargai dengan adanya perbedaan
keyakinan. Upaya mewujudkan kerukunan dan keharmonisan umat beragama sebenarnya
tidak terlalu berat dalam penerapanya, asalkan dilandasi toleransi dan rasa
saling menghormati satu sama lain. Kerukunan antar umat beragama di Bali selama ini sangat mantap dan harmonis, hidup
berdampingan satu sama lainnya yang diwarisi secara turun temurun sejak 500
tahun silam.
Keberadaan agama yang
berbeda di Desa Kepaon, Denpasar justru menyadarkan masyarakat akan pentingnya
kesadaran kolektif. Hindu – Islam di Kepaon tak seperti Hindu – Islam di India.
Perbedaan signifikan sangat terlihat di wilayah tersebut, terutama sama-sama
menyadari, bahwa agama merupakan tali pengikat sosial. Kesadaran yang dalam
dapat dirasakan pada kemunculan kesenian tari Rodat di Kepaon.
Tari
Rodat adalah tari Islam yang berada di Bali, jadi bias dikatakan bahwa trai
Rodat Kepaon adalah tari Islam milik Bali. Berangkat
dari fenomena seperti yang telah dipaparkan di atas, kami bermaksud untuk
membahas secara rinci mengenai asal mula kemunculan serta struktur pertunjukan
kesenian Tari Rodat Di Kepaon. Selain itu dengan adanya kesenian tersebut, kami
dapat menambah wawasan mengenai fenomena akulturasi kebudayaan dalam bidang
kesenian.
1.2.Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
ada beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu antara lain :
1.
Bagaimana sejarah munculnya tari Rodat
yang ada di Kepaon ?
2.
Bagaimana struktur pertunjukan tari
Rodat di Kepaon ?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini
adalah untuk mengetahui mengenai asal mula munculnya tari Rodat Kepaon. Selain
itu ingin pula mengetahui secara rinci mengenai struktur tari Rodat Kepaon.
1.4.Manfaat
Sedangkan manfaat yang akan didapat dalam penulisan
peper ini adalah agar mahasiswa dapat lebih memahami secara jelas mengenai tari
Rodat Kepaon dari sejarah kemunculannya hingga struktur pertunjukan tari Rodat
yang ada di Desa Kepaon, Denpasar. Selain itu agar mahasiswa lebih memahami
mengenai kemungkinan-kemungkinan terjadinya akulturasi budaya di dalam dunia
kesenian, yang notabene akulturasi tersebut tidak selalu buruk. Bisa jadi
justru dapat menciptakan suatu kesenian baru yang lebih inovatif dan kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sejarah
Munculnya Tari Rodat Di Kepaon
Sebelum kita membahas
tari Rodat Kepaon, ada baiknya kita menilik sejenak mengenai sejarah kerajaan
di Bali.
Kerajaan-kerajaan Hindu
yang terkenal di Jawa di antaranya : tarumanegara, Singaraja, Kediri, Majapahit dan lain-lainnya. Selain di
Jawa, kerajaan-kerajaan Hindu juga ada
di Bali, di antaranya : Kerajaan Karangasem, Kerajaan Gelgel, Kerajaan
Pemecutan, Kerajaan Mengwi dan lain-lain.
Kerajaan Pemecutan yang terletak di daerah Kota Denpasar (dulu sebelum pemekaran
termasuk wilayah Kabupaten Badung) adalah salah satu kerajaan di Bali yang memiliki hubungan yang erat dengan
kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore
serta Kerajaan Bangkalan adalah Kerajaan Islam yang sangat erat hubungannya
dengan Kerajaan Pemecutan.
Begitu banyak etnis
yang menempati Kepaon akan tetapi mereka tidak menggunakan bahasa daerah mereka
masing-masing selain Bahasa Bali. Dan sampai sekarang orang-orang Kepaon fasih
menggunakan Bahasa Bali dalam pergaulannya sehari-hari. Selain bahasa juga ada
budaya dan adapt istiadat Bali yang diterapkan
di Kepaon, seperti : acara tiga bulanan bayi, acara tujuh bulanan, acara majan
(naik tangga) anak yang berumur enam bulan sampai dengan satu tahun, dan
lain-lain. Jadi komunitas muslim di Kepaon adalah komunitas orang Bali yang
beragama Islam yang disebut Orang Bali Muslim. Tidak lagi menyebut wilayah yang
ditempati itu dengan nama kampong Bangkalan, atau Kampung Jawa, atau kampong
Bugis, kampung Palembang, dll, tetapi kita menyebutnya dengan nama Kampung
Islam Kepaon.
Hinga kini, warga
Kampung Islam kepaon tetap menjalin hubungan dengan Hindu di Kepaon, terutama
di Puri Pemecutan. Jika di Puri ada hajatan seperti Pitra Yadnya, atau potong
gigi (Masangih) tokoh-tokoh masyarakat maupun agama Kampung Islam Kepaon ini
rajin berkunjung ke puri dan sangat diterima serta diistimewakan tanpa adanya
prasangka sinis dari kedua agama itu.
Posisi Kampung Islam
Kepaon termasuk wilayah Desa Pemogan, namun masuk Desa Adat Kepaon. Mereka
hidup rukun berdampingan dengan umat Hindu setempat. Kerukunan itu didapat
karena sifat tolerir kedua pihak. Kerukunan itu tidak hanya terlihat pada aspek
sosial, namun ditunjukkan juga ketika masing-masing merayakan hari raya
keagamaannya. Serta dalam bidang kesenian pun dapat tumbuh dan berkembang
disana. Salah satunya kesenian tari Rodat.
Rodat
diambil dari kata rodoton atau raudatan, yang artinya taman. Apabila membicarakan taman, sudah tentu gambaran
kita adalah-hal-hal yang indah. Makanya
di acara Maulid Nabi ini menonjolkan keindahan. Personel rodat sendiri
diambilkan dari pemuda dan remaja masjid setempat.
Sedangkan
jika dilihat dari sejarah, rodat dulunya memang jadi salah satu pasukan perang
kerajaan Badung. Yang berasal dari Kampung Islam Kepaon. "Nama rodat ini
dulunya pemberian Cokorda Pemecutan saat membantu bertempur melawan kerajaan
Mengwi dan perang Puputan Badung.
Melihat dari sejarahnya, tak heran bila hubungan antara Puri Pemecutan dengan
Kampung Islam Kepaon terjalin begitu harmonis, sangat erat. Bahkan, Cokorda
Pemecutan sampai sekarang selalu hadir setiap kali ada kegiatan di Kampung
Islam Kepaon saat peringatan Maulid Nabi.
Beberapa
tahun lalu, saat Cokorda Pemecutan tersandung kasus keluarga hingga ada yang
meninggal dalam perkelahian, kesetiaan itu pun terlihat. Dan berlanjut ke
persidangan. Warga Kepaon pun tak pernah absen memberi dukungan kepada rajanya.
Seiring
bergulirnya waktu, kesenian rodat di Kampung Islam Kepaon ini juga mulai
mengalami pergeseran. Hal ini dapat dilihat dari gerak-gerak, kostum dan
penari. Dulu kesenian Rodat sempat mengalami masa vakum, namun setelah
diserahkan pada pemuda, akhirnya kesenian tersebut bangkit kembali karena tari
Rodat tersebut mrupakan dekonstruksi dari tari Rodat sebelumnya.Kostumnya pun
mengalami perubahan hal ini tergantung pada ketua pimpinan tari Rodat sendiri..
2.2.Struktur
Pertunjukan Tari Rodat Di Kepaon
·
Fungsi
Tari Rodat
Kesenian
rodat sudah dikenal luas. Salah satu seni yang berkembang dari kampung muslim
Kepaon ini selalu tampil saat perayaan Maulid Nabi Muhamad SAW. Tari Rodat ini
berfungsi sebagai tari hiburan yaitu sering dipentaskan pada acara pernikahan,
penyambutan pejabat bahkan penyambutan Tamu Negara.
·
Ciri
Khas Tari Rodat
Tari ini
memiliki ciri khas yang sangat unik, yaitu dominant pada Vokal. Vokal memegang
peranan yang sangat penting karena menurut narasumber, vocal tersebut merupakan
mantra yang diucapkan oleh para prajurit pada saat berperang. Mantra tersebut
berfungsi sebagai kekebalan atau kesaktian agar pada saat bertempur, para
prajurit menjadi sakti dan akhirnya menang. Akan tetapi dalam tari Rodat
sendiri vocal atau mantra tersebut kini tidak lagi berfungsi sebagai kekebalan
karena sebelum menari, tidak ada ritual khusus. Jadi hanya syair tari Rodat
yang disenandungkan oleh para penari. Meskipun tidak ada ritual sebelum menari,
namun di awal pementasan para penari membaca Shalawat terlebih dahulu.
Tari Rodat
ini menggambarkan sekelompok prajurit yang akan berperang. Jadi dalam kelompok
tidak banyak penokohan, hanya saja ada 2 pemimpin yang bertugas memimpin
jalannya pementasan. Perbedaan antara prajurit dan pemimpinnya dapat dilihat
dari warna kostum dan property yang dibawa.
·
Perbendaharaan
Gerak
Dalam rangkaian gerak tari Rodat,
terdiri dari 4 bagian antara lain sebagai berikut :
Nama-nama jurus tidak diketahui
karena orang-orang yang mengetahui mengenai nama-nama gerakan (jurus) sudah
meninggal dan generasi penerusnya tidak sempat menanyakan secara detail. Jadi
hanya istilah-istilah penari sendiri yang diberitahukan kepada kami.
·
Tata
Busana/ kostum dan property
Pemimpin
a. Jas lengan panjang warna merah
b. Celana Panjang warna putih
c. Selempang hitam
d. Selendang hitam
e. Pangkat (di kedua pundak)
f. Peci warna hitam
g. Sarung tangan warna putih
h. Kamen prada warna pink
i.
Sepatu
j.
Pedang
(property )
Prajurit/ Pasukan
a. Jas lengan panjang warna biru
b. Celana panjang warna putih
c. Selempang hitam
d. Selendang hitam
e. Pangkat (di kedua pundak)
f. Peci warna hitam
g. Sarung tangan warna putih
h. Kamen prada warna pink
i.
Sepatu
Pada pementasan yang dipraktekkan
oleh kelompok Rodat ini, tidak ada pemimpinnya karena penarinya hanya 6 orang.
Sedangkan jumlah penari yang sebenarnya adalah minimal 10 orang penari
laki-laki ditambah dengan 2 orang pemimpin. Pada periode yang baru belum sempat
didokumentasikan.
·
Iringan
-
Alat
musik
a. Rebana 4 buah
b. Jidur 1 buah
c. Kendang 4 buah
-
Syair
·
Terlampir
·
Bahasa
yang digunakan adalah bahasa Arab yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia.
Namun artinya adalah mantra untuk kekebalan dan kesaktian pada saat berperang.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Tari
Rodat adalah kesenian Islam milik Bali. Awal
kemunculannya tidak dapat diketahui secara pasti serta penciptanya pun tidak
ada yang mengetahui. Namun perkembangannya hingga saat ini telah mengalami
beberapa fase. Tari Rodat sempat mengalami vacuum dan kemudian akhirnya di
dekonstruksi ulang oleh pemuda di Kepaon. Hingga kini tari Rodat dapat kita
jumpai di acara-acara penikahan Islam dan penyambutan pejabat maupun tamu
Negara. Tari Rodat ini ditarikan oleh minimal 10 orang penari laki-laki
ditambah dengan 2 orang penari sebagai pemimpin. Dalam tari Rodat ini nuansa
Islam memang sangat kental, namun meskipun demikian masyarakat Bali di sekitarnya tidak merasa keberatan. Kehidupan umat
beragama yang ‘mesra dan harmonis’ itu dapat diperlihara guna mendukung
terciptanya kondisi aman, nyaman dan tentram, sekaligus memberikan kesejukan di
hati umat manusia. Agama Islam dan Hindu, Sesungguhnya memiliki banyak
persamaan bahkan terjadi akulturasi menyangkut seni dan budaya dari kedua agama
tersebut di Bali. Mereka
hidup damai di tengah masyarakat Bali yang
mayoritas beragama Hindu. Suasana harmonis dan penuh toleransi itu tidak hanya
diakui oleh pihak yang beragama Islam, melainkan beberapa tokoh Hindu juga
menyadari dan mengakuinya.
3.2.
Saran
Adanya
kesenian Rodat di Desa Kepaon adalah suatu bukti bahwa kerukunan antar umat
beragama yang hidup berdampingan satu sama lainnya itu, dapat terperlihara dan
terpupuk dalam rangka mengembangkan kerukunan yang dinamis. Selain itu
agar terhindar dari pengaruh luar yang
negatif. Pengendalian diri menjadi landasan penting dalam mewujudkan kerukunan
umat beragama. Pengendalian diri akan mampu, mewujudkan ketentraman dan
kedamaian bagi masyarakat. Berbagai aktivitas keagamaan di Bali
mendorong kegiatan Budaya serta terwujudnya keseimbangan pembangunan lahiriah
dan batiniah. Keseimbangan pembangunan untuk menyadarkan umat manusia, yang
senantiasa memiliki keterbatasan dan kelemahan.
Fenomena ini patut ditiru, kebenaran fundamental ada di semua agama jadi tidak
perlu dipertentangkan. Namun tidak dapat dipungkiri pula masalah selalu muncul
dalam agama, akan tetapi hal tersebut bukan suatu masalah yang significant bagi
Komunitas Kampung Islam Kepaon, Dulu
dan Sekarang
DAFTAR PUSTAKA
Soedarsono,
R. M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia
Di Era Globalisasi. Yogyakarta :
Gadjah
Mada University
Press.
DAFTAR INFORMAN
1. Nama
: Sabil Lurrohman
Umur : Denpasar, 17 November 1981
Alamat
: Kampung Islam, Kepaon, Desa
Pemogan, No.147 Denpasar Selatan Bali
Pekerjaan
: Swasta
2. Nama
:
Muhammad Sabri
Umur
: 30 Tahun
Alamat
: Jalan Raya Pemogan, Kampung Islam
Kepaon, Desa Pemogan, Denpasar
Selatan
Pekerjaan
: Swasta
Syair
Vokal Dalam Tari Rodat
1. ASSALAAMU`ALAIKUM
Assalaamu`alaikum
Kepada yang hadir disini 2x
Kami semua datang kemari
Haraplah kami agar dimaafkan 2x
Mudah-mudahan bisa kembali lagi 2x
2. SALAAMUN
SALAM
Salaamun…………. Salam………. 2x
Hayyun .. Qadirun..`alaikum salam 2x
Wamin dzikruhin..humsuna fi dzala 2x
Wanurrullana..bainaha dzal anam 2x
3. SUM-SUM
Sum..sum..dzalkafiima.. 2x
Yam si….yam bayamsi
Alhallul, alhallul……
Yam si alhallul
4. YAA
MARHABAN
Ya Marhaban binna biwa… 2x
Wal ambiyaa washahada
Allah ya maula….
Ya ummakun na ashshala 2x
Waminallah mudzabba Allah ya maula
5. ILA
HILAS TULIR
Ila hilas tulir firdausi`ala
Wala afwa`alan naril jahim
Wahab bithal lathi …waghfir
dzunubii
Fain naka gha firuz zambil `azim
6. SHALLALLAH
Shallallah `alal maadani 2x
Hum riyun `alal irsan 2x
Washfillis shidro `alaina 2x
Ya muji banqul ladaa`I 2x
Hatta yuthohhirill ilal rutho..`i 2x
Ya hatta..ya rahman…
Bimahbub bi qalba